cerita ini hanya fiktif belaka ya..
Desiran
ombak menyapu pasir putih. Matahari mulai beranjak dari peraduannya.
Menyorotkan cahaya orange di langit biru sore ini. Pasir putih berhamburan
dipinggir pantai. Sebuah kapal yang berlayar hanya terlihat kibasan bendera
berwarna merah putih. Burung-burung mulai mencari tempat untuk berteduh.
Hewan-hewan laut tak ada yang terlihat, hanya seekor kepiting yang berlari
mengejar ombak.
Sunyi,
itulah kata yang tepat untuk menggambarkan pemandangan pantai Bali sore ini.
Seorang gadis termenung melihat sunset diufuk barat. Rambutnya yang agak
bergelombang bergoyang-goyang mengikuti irama angin. Tatapannya kosong, padahal
pemandangan didepannya begitu menakjubkan. Tiba-tiba butiran-butiran cair mulai
menetes dari matanya. Dia menangis. Betapa beratnya menahan luka dihatinya
selama ini. Kekasihnya telah tiada ,akibat penyakit jantung yang dideritanya
tanpa diketahui oleh si gadis tersebut yang ternyata bernama Elsa. Sudah 2
minggu sejak kepergian Galang, kesedihannya belum juga sembuh. Padahal dia
sudah menahan dan mencoba untuk tidak mengingatnya lagi, tapi setiap saat pasti
tanpa disadarinya, dia menangis. Karena kesedihan itulah, dia memutuskan untuk
pergi berlibur ke pulau Bali. Tapi, sudah 3 hari dia di Bali, masih saja
kesedihannya belum juga pulih.
Tanpa disadari, sudah hampir setengah jam ia menangis seorang
diri dipinggir pantai. Ia lalu menyeka air matanya dan beranjak pergi. Setelah
sampai dihotel, ia langsung memasukkan barang-barangnya kedalam koper. Elsa
memutuskan untuk pulang ke Jakarta besok pagi
Bandara
Ngurah Rai 08:30
Pagi di
bandara Ngurah Rai, Bali cukup ramai. Beribu kata dari beratus orang Elsa
dengar dari telinganya. Bau gurih roti panggang sangat menyengat di hidung para
pengunjung bandara. Elsa tengah duduk dikursi tunggu sambil memegangi tiket
pesawatnya. Ditempat keramaian saja ia masih melamun. Merasa dirinyalah orang
yang paling kesepian dan menyedihkan didunia ini. Tiba-tiba ada seorang cowok
berpostur tinggi, putih, memakai kaos abu-abu dibalut jaket lavis dan celanja
jeans panjang juga sebuah ransel berukuran sedang digendong dipunggungnya.
Cowok itu duduk di samping Elsa sambil terus ngedumel.Elsa meliriknya sekilas,
lalu melanjutkan aktivitasnya, yaitu melamun.
“sial banget
si gue hari ini. Udah bangun kesiangan, ditinggal temen-temen lagi. Eh tunggu
dulu deh! Bukannya pulang ke Jakartanya tanggal 12 ya?” (padahal ya hari itu
tanggal 12). Ckckc ..dari bicaranya saja sudah diketahui kalau cowok itu
otaknya gak seganteng wajahnya.
“awas lo
semua ya..gak akan selamat kalo ketemu gue nanti di Jakarta”. Diam sesaat, “gue
oleh-olehin mama apaan ya?”, lalu dia membongkar isi tasnya dan menemukan apa
yang ia cari, yaitu sebuah dompet. Ketika melihat isinya, raut wajahnya berubah
menjadi sedih, “yah..uang gue juga udah habis. Kasihan mama, dia pasti nungguin
oleh-oleh dari anaknya yang paling ganteng ini. Eh malah, gak dapet oleh-oleh
apa-apa. Maafin Bagas ya ma..uang Bagas habis..jadi gak bisa bawain oleh-oleh
buat mama”. Oh..ternyata cowok itu namanya Bagas. Padahal didepannya gak ada
mamanya, tapi..bicaranya seolah-olah mamanya sekarang ada dihadapanya.
Ckckck..persis seperti orang gila nih orang. Bersamaan dengan ucapan Bagas
tadi, terdengar alunan musik dari…gak tahu juga sih arahnya dari mana. Hehe :D
Kembalikan lagi senyumku yang manis seperti dulu
Ku
rasa kini aku tertahan
Menahan
luka yang amat dalam
Kembalikan
lagi senyumku aku tak betah begini
Semenjak
hati dan jiwa luka
Ku
kehilangan senyum…oh..
Tanpa Elsa sadari air matanya kembali jatuh membasahi
pipinya. Bagas gak sengaja melihat Elsa dan kaget ketika dilihatnya Elsa sedang
menangis. Dikiranya Elsa menangis karena terharu mendengar ceritanya. “udah
mba, jangan nangis. Memang cerita saya itu sangat miris, tapi mba gak perlu
sampai nangis-nangis seperti ini. Nanti dikira orang saya sudah apa-apakan mba
lagi”, ucap Bagas dengan PDnya. Tapi yang diajak bicara malah tetep nangis,
“saya bilang udah mba, jangan nangis terus. Saya gak papa kok! Ya..walaupun uang
saya sudah habis dan ibu saya gak saya oleh-olehin. Beneran deh mba..udah lah
mba nangisnya..” Bagas masih saja berpikiran bahwa Elsa menangisi dirinya.
Tiba-tiba Bagas merasa ada yang aneh dengan gadis yang ia ajak bicara itu. Lalu
dia mencermati lagu yang mengalun di bandara Ngurah Rai. Dia mengerti apa yang
sebenarnya ditangisi gadis disebelahnya itu. Bagas lalu memalingkan mukanya
karena malu dan mengucapkan kata maaf kepada Elsa. “hee..maaf ya mba, saya kira
mba nangis karena mendengar cerita saya, ternyata saya salah. Mba nangis karena
terharu mendengar lagu itu. Memang mba sedang ada masalah apa? Coba certain
sama saya, siapa tahu saya bisa bantu..”, kali ini ucapan Bagas bersamaan
dengan pemberitahuan keberangkatan pesawat dari Bali menuju Jakarta. Elsa yang
dari tadi memang tidak mendengarkan ucapan Bagas, menghapus air matanya dan
bangkit dari dudukya lalu bergegas menuju pesawat. Sementara Bagas masih
menunggu jawaban dari Elsa, karena merasa ada yang aneh lagi, dia akhirnya
memberanikan diri untuk menengok ke belakang. Ternyata lagi-lagi dia dicuekin
oleh gadis itu. Malah lebih parah kali ini, dia ditinggal begitu saja. Lalu dia
juga mendengar pemberitahuan keberangkatan pesawatnya. Dia langsung berlari
kecil menuju pesawat.
Di dalam
pesawat Elsa membuka tasnya dan mengambil album foto dirinya bersama Galang.
Awalnya dia senyum-senyum sendiri bahkan tertawa kecil. Sungguh Elsa sangat
cantik jika tersenyum, tapi senyumnya tiba-tiba menghilang dan dia kembali
menangis dan terisak. Air matanya menetes tepat diwajah Galang. Buru-buru Elsa
mengelapnya dengan jarinya, dalam hati ia berkata, “aku gak boleh nangis
didepan Galang, dia pasti sedih kalo lihat aku nangis. Dia kan paling gak suka
kalo aku nangis. Galang, kamu lagi apa sekarang? Apa kamu lihat aku diatas
sana? Tolong bantu aku Galang, biar aku gak larut dalam kesedihan, aku gak mau
kamu khawatirin aku. Galang..aku kangen kamu..”, air matanya jatuh semakin
deras, dia benar-benar tidak bisa membendungnya kali ini.
Pesawat
masih belum berangkat. Tiba-tiba ada seorang cowok yang duduk disebelahnya.
Ternyata Bagas, lagi! Bagas juga tidak menyadari kalau orang yang duduk
disebelahnya adalah gadis tadi. Dia baru menyadari ketika dia mendengar isakan
dari orang yang duduk disebelahnya. Dan ketika meliriknya, “hah?cewek ini lagi?
dan dia lagi nangis lagi? Ya ampun..”, katanya dalam hati. Lalu dia
mengeluarkan sapu tangan dari saku jaketnya dan memberikannya kepada Elsa. “nih
mba..pake aja”, ternyata Bagas baik juga. Padahal sapu tangan itu adalah hadiah
ulang tahun pemberian dari mantan kekasihnya yang telah meninggal juga. Sejak
Bagas dikasih sapu tangan itu sekitar 3 tahun lalu sampai sekarang, Bagas belum
pernah memakainya. Bagas hanya membawanya kemanapun Bagas pergi tanpa dipakai.
Tapi kali ini, gak tahu apa yang membuat Bagas merelakan sapu tangannya dipakai
oleh orang lain, untuk yang pertama kalinya, dan belum ia kenal lagi orang itu.
Seperti ada magnet yang mendorong Bagas memberikan sapu tangannya itu untuk
Elsa.
Bersambung....
semoga kalian suka ya... terimakasih telah berkunjung :)
cerbung karangan : Indah Pratiwi
Ditunggu kelanjutannya ndah :)
BalasHapusI Like it ndah . . .
BalasHapussaya suka saya suka ...
BalasHapuslanjutkan ndah :)
BalasHapussaya mau koment kalau bahasanya itu bagus tetapi kurang panjana....
BalasHapusarigatou
sukses ndah
BalasHapusgood:)
BalasHapusih iyyuh bgt looh haha
BalasHapushaha kuwe lagune gene melly goeslaw ya ckck
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusHaaa :v
BalasHapusgood job (y)
lanjutkan!!!
terimakasih yang sudah berkunjung dan meninggalkan komen.. ;)
BalasHapusceritanya bagus . pengin tau kelanjutannya ...
BalasHapus