oya, aku lupa belum kasih judul. judulnya adalah "KISAH CINTA BAGAS ELSA" (KCBE)
Elsa menerima sapu tangan dari Bagas itu, dan langsung diseka air matanya itu dengan sapu tangan pemberian Bagas. “Makasih ya..”, tiba-tiba kalimat itu keluar dari mulut Elsa. Memang, sudah seminggu Elsa tidak mau berbicara kepada siapa saja, tapi kali ini dia mengucapkan 1 kalimat kepada Bagas, plus senyuman manisnya lagi. Bagas saja langsung melongo saat melihat Elsa tersenyum, dia baru menyadari bahwa gadis disebelahnya begitu cantik. Bagas hanya mengangguk menjawab ucapan dari Elsa. Lalu dia mengulurkan tangannya, “namaku Bagas, kamu?” ,Elsa menerima jabatan tangan Bagas dan menjawab ,”Elsa”.
“kamu asli Bali?”, tanya bagas.
“Bukan, di Bali cuma jalan-jalan aja. Aku asli Jakarta. Kamu sendiri?”. “sama, aku juga asli Jakarta. Di Bali lagi jalan-jalan sama temen-temen, malah pulangnya ditinggalin, hehe”, Elsa ikut terkekeh mendengar ucapan Bagas. “haha..kasihan banget”.
“hehe..iya nih. Oya, ngomong-ngomong kamu sekolah dimana?”.
“aku sekolah di SMA 55 Jakarta”, jawab Elsa cepat.
“loh? Sama dong kayak aku. Kok aku gak pernah lihat kamu ya? Emang kamu kelas berapa?”. “oh ya? Aku juga belum pernah lihat kamu. Aku kelas 11-1”. “oh..pantesan..aku anak 11-5. Kelas kamu jauh dari kelas aku”. Disekolah Elsa, kelas Elsalah kelas favorite. Kelasnya anak-anak pinter dan berprestasi. Sementara kelas Bagas adalah kelas lumayan jelek (jelek prestasinya maksudnya), karena kelas paling jelek itu 11-8, berarti kelas 11-5 belum terlalu parah lah..hehe. Dan jarak antara kelas Elsa dan Bagas memang lumayan jauh, karena semua kelas favorite dilantai paling bawah. Meskipun dilantai paling bawah, kelasnya full AC, disetiap meja di sediakan 1 computer. Dan posisinyapun sangat strategis. Dekat dengan pintu masuk/keluar sekolah, WC, dan kantin. Jadi, kemungkinan tidak ada kata telat untuk anak-anak kelas favorite. Sementara kelas Bagas? Seperti kelas yang terisolir. Berada di lantai paling atas atau lantai 3. Untuk ke kantin butuh waktu 5 menit bolak-balik, belum ngantrinya, belum waktu buat makannya..huuftss..ampun banget deh..pasti anak kelas lantai 3 selalu telat masuk kelas setiap habis pergi ke kantin.
Kembali ke Elsa dan Bagas di dalam pesawat. Kini keduanya sedang berada dalam pikirannya masing-masing. Elsa sedang memikirkan Galang yang sangat dirindukannya, sedangkan Bagas sedang memikirkan bagaimana cara meminta kembali sapu tangan pemberian Intan. Sambil memandang keluar pesawat, Elsa kembali larut dalam kesedihannya, lagi-lagi air matanya membasahi pipinya yang mulus. Hatinya kembali menjerit memanggil nama Galang, “GALAAAANNGGG…KENAPA KAMU NINGGALIN AKU SECEPET INI?!aku kesepian lang, aku kangen sama kamu lang…aku…aku…”senggukan Elsa semakin keras. Bagas kaget mendengarnya, lalu ditepuk-tepuknya pundak Elsa. Elsa sudah gak bisa lagi melanjutkan prolog hatinya. Dengan cepat Elsa memeluk Bagas. Awalnya Bagas ragu menerima pelukan dari Elsa, tapi ia kasihan jika haus melepaskannya. Akhirnya dia membalas pelukan Elsa dan mengelus-elus rambut Elsa. “nangis aja sa, gak papa, kalo dengan nangis bisa buat kamu tenang. Kamu bisa cerita nanti sama aku tentang masalah kamu. Siapa tahu aku bisa bantu cari jalan keluarnya”. Elsa belum bisa berkata apa-apa, dia hanya mengangguk sebagai jawaban dari pernyataan Bagas. Dalam hati Elsa, Elsa berkata, “pelukan ini?hangat..seperti hangatnya tubuh kamu lang..apa mungkin Bagas itu?gak mungkin..tapi, kenapa bisa sama seperti ini? Aku seperti lagi dipeluk kamu lang…”, makin erat pelukan Elsa kepada Bagas. Yang ada dalam pikirannya sekarang ini adalah sedang dipeluk oleh Galang. Bagas mulai sesak nafas karena saking kencengnya Elsa memeluk dirinya. Dia memberanikan diri untuk berbicara kepada Elsa, “sa…Elsa..lo nggak papa kan?” .Elsa akhirnya sadar kalau seorang yang saat ini sedang dipeluknya itu ternyata bukan Galang. Dia buru-buru melepas pelukannya dan menjawab pertanyaan Bagas, “gak papa kok gas, gue Cuma kepikiran sama mantan gue”. “emang kenapa sama mantan lo?”, selidik Bagas.
“emm..mantan gue..mantan gue meninggal dunia”, jawab Elsa dengan suara parau. Bagas jadi merasa bersalah, “maafin gue ya sa..gue gak bermaksud..”.
“iya gak papa kok gas, makasih ya udah nenangin gue”.
“iya sama-sama sa, gak usah sungkan. Eh ya sa, tadi lo bilang mantan lo meninggal dunia? Mantan gue juga. Dia kecelakaan saat menuju rumah gue. Waktu itu adalah hari ulang tahun gue.” Bagas jadi ngebayangin kayak apa waktu mantannya kecelakaan. Dia emang gak lihat sendiri, tapi temannya ada yang melihat sendiri seperti apa kecelakaan itu terjadi.
Malam itu hujan gerimis, suasana jalan raya kota Jakarta cukup ramai. Jalan menuju rumah bagas melewati tikungan tajam yang menurun. Di jalan tersebut sepi, karena waktu itu sekitar pukul 20:00. Saat itu Intan tidak sendirian, tapi diantar oleh supir pribadiny. Dia menyuruh supirnya untuk mempercepat laju mobilnya karena ia sudah terlambat datang ke acara perayaan ulang tahun Bagas. Saat melewati tikungan tajam, dari arah berlawanan sebuah mobil APV melaju kencang. Supir Intan kaget. Dia membanting stir kekiri jalan dan menabrak pembatas jalan, lalu mobil Intan berputar-putar seperti baling-baling dan berhenti ketika menabrak pembatas jalan lagi di jalanan yang sudah rata. Lalu dimana ya kira-kira teman Bagas yang katanya jadi saksi? Ternyata dia naik motor berboncengan dengan temannya yang lain dan membuntuti mobil Intan. Intan dan supirnya meninggal ditempat karena setelah menabrak pembatas jalan yang kedua kalinya, mobil Intan meledak.
***
Bagas telah selesai dengan flashbacknya. Dia tak lagi merasa sedih jika mengingat kekasihnya yang telah tiada itu. Sudah kebal katanya. Bagas sudah menceritakan semuanya kepada Elsa ketika pesawatnya mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Mereka berdua keluar dari pesawt bersa-sama. Sambil menunggu jemputan masing-masing, mereka berdua memutuskan untuk makan siang. “oh..jadi mantan lo juga meninggal gas? Kok kita sama lagi ya? lo kok bisa sih gak sedih lagi kalo inget sama mantan lo?”. Bagas lalu menjawab, “kadang gue masih ngerasa sedih si tiap keinget dia..tapi, kalo gue sedih terus, dia disana juga pasti belum tenang. Dia pasti khawatirin gue yang disini masih sedih-sedihan terus, padahal dia disana ya..baik-baik aja”. “hmm..gitu ya? terus kalo lo lagi keinget sama dia, lo biasanya ngelakuin apa?”. “gue cuma doain dia. Bacain alfatikhah buat dia. Supaya dia disana tenang, bahagia, dan gak sedih ngeliat gue yang sekarang kayak gini, hehe”. “makasih ya gas, gue belajar dari lo hari ini, bahwa meskipun kita ditinggal pergi orang yang kita cintai, kita harus tetep seneng, gak boleh sedih-sedihan mulu. Hidup itu masih harus berjalan”. Bagas setuju, “iya sa, bener banget tuh. Kalo kita bener-bener sayang sama mereka, jangan kirim mereka dengan air mata kita, tapi kirimlah mereka dengan do’a. maka mereka akan bahagia disana”.
Baru sehari mereka bertemu, sudah terlihat kalau diantara mereka ada ikatan batin yang belum mereka sadari. Sedang asyiknya mereka menyantap, tiba-tiba handphone Elsa berbunyi, dia buru-buru mengangkatnya. Setelah selesai berbicara dengan yang diseberang sana, dia langsung kembali ke meja makan dan berpamitan dengan Bagas. Tapi sebelum berpamitan, dia menulis sesuatu di sebuah kertas. “gas, gue pulang duluan ya. Mama gue udah jemput di depan”. “oh gitu, iya gak papa sa, kamu hati-hati dijalan ya?”, jawab Bagas dengan senyum. Lalu Elsa menyerahkan kertas tadi kepada Bagas. Setelah kepergian Elsa, Bagas langsung membaca isi surat kecil Elsa. Isinya adalah :
Nama : Elsanisya Nur Aini
No hp : 085728544***
Pin : 57D6F998
Fb : Elsanisya N.A
Twitter : @elsanisya_N4
Ig : @elsanisyaaa
Bagas cengar-cengir sendiri membaca isi surat Elsa. “Elsa kok tahu ya, kalo gue pengen tau nomor hpnya?”. Langsung deh dia simpan kertas itu di dalam tasnya. Setelah itu dia bergegas keluar bandara dan mencari taksi. Loh kok nyari taksi? Katanya dijemput? Sebenernya Bagas itu gak dijemput, karena kedua orang tuanya gak tahu kalau Bagas pulang hari ini. Selain itu, dia juga ingin lebih lama bersama Elsa. Bagas..Bagas..ada-ada saja tuh orang! :D
Elsa telah sampai dirumah, dia sedang menyisir rambutnya yang basah karena habis keramas. Mamanya datang membawa brownis yang beliau buat sendiri khusus untuk Elsa. “sa, coba cicipin dulu deh brownis buatan mama”. Elsa langsung mencomot satu potong dan memakannya. “emm…”, ekspresi Elsa menggambarkan rasa kurang enak. Mamanya yang melihat jadi sedih dan bertanya, “gak enak ya? kurang apa emang sa?”.
“hehe..enak kok ma, kurang banyak!hee”, Elsa terkekeh sendiri melihat ekspresi mamanya yang seperti putus asa. “huh!mama kira gak enak”.
“enak kok mah, enak banget malah. Mama Cuma buat segini?”.
“enggak, dibawah masih ada. Mau mama ambilin lagi?”, tawar mama. “boleh, tapi..nanti aja deh mah”. Lalu, mama Elsa duduk diranjang Elsa sambil membereskan baju-baju yang Elsa keluarkan sembarangan dikasur. Beliau lalu bertanya pelan-pelan kepada anak semata wayangnya itu. “gimana di Bali? asik gak?”. “lumayan mah”, jawab Elsa singkat. “masih keinget juga?”.
“masih sih, tapi Elsa sadar, kalo Elsa terus-terusan sedih juga gak bakalan ngembaliin Galang kedunia ini. Dan ada yang bilang sama Elsa, kalo Elsa emang bener-bener sayang sama Galang, gak seharusnya Elsa kirim Galang sama tangisan, tapi Elsa harus kirim Galang do’a, supaya disana Galang bisa tenang, dan masuk syurga”. Mamanya terharu mendengar kata-kata Elsa, sangat jelas ia lihat bahwa putrinya sedang menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia lalu berdiri disamping Elsa dan mengelus lembut rambut Elsa dengan penuh kasih sayang. “kamu bener sayang, itulah yang mama mau dari kamu. Kamu gak boleh terus-terusan terpuruk seperti kemarin. Semua itu udah ada yang garisin. Dan hidup itu harus terus berjalan. Jangan berhenti disini aja”, nasihat mamanya itu membuat Elsa menghambur kepelukan mamanya. Dia menangis tersedu-sedu dipelukan mamanya, “makasih ya mah, mama selalu ada buat Elsa. Mama selalu support Elsa. Elsa sayang mama”. Dia mempererat pelukannya kepada mamanya. “iya sama-sama sayang”, ucap mama Elsa sambil mencium kening Elsa. “udah jangan nangis lagi. Yuk, kita turun. Kayaknya papah bentar lagi pulang. Buat kejutan gitu..dia kan belum tahu kalau kamu udah sampai di Jakarta”. “haha..oke-oke mah”. Elsa langsung mencuci mukanya agar matanya tidak terlihat sembab. Setelah itu dia langsung turun mengikuti mamanya dari belakang.
Ketika ibu anak tersebut sedang asyik ngobrol, terdengar suara mobil. Elsa langsung mengambil posisi seperti yang telah ia dan mamanya rencanakan. Dia mengumpat di dapur sedangkan mamanya berpura-pura sedang duduk santai sambil membaca majalah disofa. “Assalamu’alaikum?mah, papah pulang”.
“eh papah, duduk dulu sini pah. Pasti papah capek, biar mama ambilin minum dulu ya”.
“iya ma, makasih ya”. yang diucapi terimakasih hanya membalas mengedipkan sebelah mata. Papah Elsa hanya tertawa melihat kelakuan isterinya. Dan ketika mama Elsa kembali membawa secangkir teh, dibelakangnya ada Elsa yang membawa sepiring brownis. Papa Elsa tidak menyadari kalau disitu sudah ada Elsa karena beliau sedang asik melihat acara televise. Akhirnya Elsa menutup mata papanya dari belakang. Papa elsa kaget. Sambil meraba-raba tangannya dia menyebut nama Elsa. “Elsa! Hah?ini pasti Elsa kan? Udah deh..papa udah hafal sama bau parfum kamu”.
Elsapun menyerah, “yaaah..papa gak asik nih, masa tahu sih kalau ini Elsa?”, ucap Elsa dengan bibir yang dimajukan 10 cm. waduh! Panjang amat ya?! :D.
“ya tahu lah..Elsa kan anak papah, masa gak hafal sama kelakuan sama bau anaknya sendiri sih?hehe”. mama Elsa hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala sendiri.
“Elsa kapan pulang?kok gak ngabarin papa dulu? Mama juga, kenapa gak cerita sama papa?”. Dengan kompak, Elsa dan mamanya menjawab, “KEJUTAAAANN..hehe”. papa Elsa hanya tertawa melihat keduanya.
Papa Elsa menyuruh Elsa untuk mengambilakan gitar di samping televisi. Kemudian beliau memetik senar dengan lembut hingga mengeluarkan sebuah nada yang indah
I can see you if you’re not with me
I can say to my self if you’re okay
I can feel you if you’re not with me
I can reach you my self, you show me the way
Sambil bernyanyi, dalam hati Elsa berkata, “Lang, sekarang aku udah gak sedih lagi. Kamu jangan khawatirin aku disana ya?aku sadar lang, Tuhan pasti punya rencana yang indah buat aku. Dan sebagai gantinya, Dia ngambil kamu dari aku. Aku kuat lang, semuanya karena mamaku, papa, dan teman baruku, Bagas. Tapi, meskipun begitu, aku tetep sayang kamu lang, love you Galang”.
Kicau burung bernyanyi. Tanda telah pagi. Dan embunpun telah memudar, menyongsong sang fajar. Elsa tengah memakai seragam sekolah kebanggaannya. Dia terlihat sangat bersemangat pergi kesekolah hari ini. Mungkin pengen cepet-cepet ketemu Bagas. Mungkin! :D. setelah selesai berdandan, dia langsung turun ke bawah untuk sarapan bersama mama dan papanya. “wah..masih jam segini udah cantik aja anak mama”, goda mama kepada Elsa.
“hehe..iya dong ma. Anaknya siapa dulu?hehe”. tiba-tiba papanya datang dan langsung ikutan jawab, “anak papa dong”.
“anak mama lah, kan mama yang lahirin”, mama Elsa tidak mau kalah. “udah udah..Elsa tuh anak mama sama papa”, Elsa melerai kedua orang tuanya dan memeluk keduanya.
Setelah Elsa selesai sarapan bersama keluarganya, ia berpamitan untuk berangkat sekolah. “mah, pa, Elsa berangkat dulu ya”.
“iya sayang, hati-hati ya”, jawab mama dan papanya bersamaan. Ketika keluar dari rumahnya, Elsa terkejut karena melihat Bagas sedang duduk dimotornya didepan rumahnya. “Bagas!”. Bagas yang sedang bermain gadjet kaget namanya disebut seseorang yang ia sudah hafal suaranya. “eh Elsa, berangkat bareng yuk”.
“kok lo bisa tahu alamat rumah gue sih? Perasaan kemarin gue gak nyebutin alamat rumah deh”.
“emang enggak, gue cari tahu sendiri. Nanya sama temen-temen. Dan ternyata, lo terkenal juga ya. tapi kenapa gue bisa gak kenal lo?haha”.
“hehe..gak terkenal lah gas, Cuma banyak yang kenal”.
“hehe..iya iya. Ya udah yuk berangkat sekarang”.
“oke. Jadi, gue bonceng lo gitu?”.
“ya iya lah Elsa..masa gue udah jemput lo kerumah malah lo gue suruh naik bus”, Bagas agak kesel mendengar pertanyaan Elsa. Sampai mukanya ditekuk 8 lipatan :D.
“haha..oke oke. Gak usah dijelek-jelekin deh mukanya”, ucap Elsa sambil menonjok kecil lengan Bagas. Lalu dia naik ke motor Bagas, dan mereka berdua langsung berangkat ke sekolah.
Bersambung...
semoga kalian suka ya... terimakasih telah berkunjung :)
cerbung karangan : Indah Pratiwi
Nice ndah, , penasaran sama kelanjutanya elsa dan bagas . aku tunggu kelanjutannya . oh ya walaupun ada typonya tapi sedikit tenang aja. . fighting
BalasHapusterimakasih telah berkunjung @raniharyanti...lain kali saya akan lebih teliti :)
BalasHapus